Jumat, 15 Juni 2012

Wukirsari - Blawong round trip kayaking









Tempat pengarungan dimulai


Pertama-tama, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Oom "Google Earth" yang telah dengan tulus ikhlas menunjukkan jalur kayak ini kepada kami.
Melalui citra satelit yang lumayan detail, kami menemukan banyak hal sebelum hari pengarungan tiba; jalur ini terletak diantara dua dam/bendungan  besar yaitu dam Blawong yang terletak di daerah Blawong, dan bendung Dadapan yang terletak di wilayah Wukirsari, kecamatan Imogiri, kab. Bantul. Jarak kedua dam atau bendungan ini (diukur secara akurat oleh Oom Google) sekitar 4,3km dan terdapat jeram yang lumayan menantang di kilometer 2,4 dari bendung Dadapan. Jalur ini memiliki 4 tikungan besar yang masing-masing menyimpan arus diam yang dalam di sudut tikungannya.
90% tepian sungai di jalur ini berupa tebing vertikal dan semi vertikal yang tidak begitu tinggi jika diukur dari permukaan air sungai, dan sisanya berupa tepian landai yang berpasir.


mendayung keras ke atas







Vegetasi utama disepanjang sungai di jalur ini berupa rumpun bambu yang di beberapa tempat dipenuhi juga oleh tumbuhan merambat yang tumbuh pekat hingga menyentuh permukaan sungai. Sepanjang jalur kayak ini terkesan teduh dan rindang karena rapatnya vegetasi jenis ini, namun sungai jadi terlihat kotor karena rontokan dedaunan yang mengapung di bahu sungai dan sampah bawaan banjir yang tersangkut di perakaran rumpun bambu. Apalagi, kesadaran masyarakat di sepanjang jalur ini termasuk dalam kategori "sangat payah" untuk urusan membuang sampah di sungai.


kerindangan rumpun bambu



Melawan arus


Karena jalur ini bagi kami terbilang pendek, kami sepakat untuk mengarunginya pulang - pergi. Di mulai dari 100m diatas bendung Dadapan di Wukirsari, menyusur keatas - melawan arus - sampai ke dam Blawong, lalu berbalik turun - mengikuti arus - kembali ke bendung Dadapan.



Mengamati tumpukan sampah.... hmm....

Melewati jembatan


Meskipun sedikit melelahkan, berkayak melawan arus ternyata cukup mengasyikkan. Bobot kayak yang ringan memudahkan kami untuk melaju cepat melawan arus. Yang harus kami lakukan hanyalah mendayung dengan ritme tetap dan terus mendayung agar tidak terseret arus ke titik semula. Kami juga dituntut untuk lebih memahami arus sungai: menghindari tubuh sungai yang berarus deras, dan memanfaatkan bahu sungai yang berarus lebih lunak dan bersahabat.



                                              

Menikmati suasana

Istirahat di tempat teduh








Melewati jeram dalam perjalanan kami naik ke dam Blawong bukan perkara mudah. Kami beberapa kali mencoba untuk melaluinya namun kekuatan arus terlalu kejam buat kami. Akhirnya, kami turun dari kayak yang kami tumpangi dan memilih memanggulnya melewati jeram. Beberapa puluh meter dari jeram tersebut, kami meluncur lagi...., mendayung ke atas.



Portege..... angkut kayak menghindari jeram



di sebuah tikungan



Sesampai di dam Blawong - setelah dua jam mendayung - kami memutuskan untuk beristirahat; memasak makan siang dan meracik kopi 'senthak' kesukaan kami.
Dan sebelum kantuk menyerang di keteduhan tepi sungai itu, kami beranjak dan duduk di kayak kami masing-masing. Perjalanan turun segera di mulai. 



Meracik kopi 'senthak' biar fresh....!



Menyeberang bawah jembatan dlm perjalanan turun.


Tidak sampai satu jam mendayung dan bermalas-malasan, kami sampai di bendung Dadapan lagi. Petualangan berakhir. Kami pulang dengan puas. (Pfff.... seandainya sungai itu lebih bersih lagi).


Jangan lupa sodaraaaa...... tetap cintai sungai yaaa.....!









salam lestari,


KAYAKING JOGJA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dari anda merupakan Kemajuan bagi kami agar selalu lebih baik dari sekarang. Tetap Cintai Sungai!!!!